Taufik Madjid, Sosok Pemimpin Visioner dan Berintegritas yang Dibutuhkan Maluku Utara

Sebarkan:

 

Taufik Madjid
TERNATE, Jelajah - Maluku Utara sejak dimekarkan sebagai Provinsi pada Oktober 1999, hingga kini belum menampakkan diri sebagai Provinsi yang berkembang. Masih lambat bahkan bisa dibilang jalan di tempat.

Masih seperti “sebelum pemekaran”. Kalau pun bergerak maju, mungkin masih merangkak pelan. Jika dianalogikan sebagai manusia, Maluku Utara seharusnya sudah tumbuh dewasa. Usia 20 tahun lebih mestinya sudah bisa mengurus diri sendiri. Tapi itu manusia.

Bagaimana dengan Provinsi Maluku Utara? Provinsi ini juga dikendalikan oleh manusia. Toh wajah Malut masih terlihat seperti balita yang terlahir prematur. Sulit sekali berkembang, baik dari sisi fisik maupun kesejahteraan.

Masalahnya apa? Menurut hemat penulis, salah satunya ada pada kemampuan manusia yang diberi kepercayaan memimpin. Secara definitif, Provinsi Malut baru dinakhodai dua figur.

Thaib Armayin mengendalikan provinsi ini selama 10 tahun. Kemudian tampuk kepemimpinan itu diambil-alih oleh Abdul Gani Kasuba selama 10 tahun.

Sederet masalah ini bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Lebih dari bisa. Maluku Utara butuh figur pemimpin visioner. Punya kemampuan menyelesakan masalah dengan bijak.

Figur komonikatif yang punya jejaring lintas pemerintah pusat. Tak sekadar cerdas dan tegas, tapi juga populis dalam merumuskan kebijakan-kebijakannya.

Tahun 2024 ini adalah momen sirkulasi kepemimpinan melalui pesta demokrasi yang bernama Pilkada. Warga masyarakat Maluku Utara kembali diberi kesempatan untuk menentukan arah Maluku Utara kedepan, dengan cara memilih pemimpin.

Di momen ini, berbagai opsi figur disodorkan kepada masyarakat. Ada figur yang tumbuh dari partai politik, ada akademisi, ada birokrasi, ada pengusaha maupun aktivis. Selain itu, berbagai kompetensi pun ditawarkan.

Sejumlah figur dengan bermacam latar belakang dan kompetensi yang bermunculan, penulis coba menawarkan satu figur yang bisa merepresentasi semua kalangan. Anak muda (kelompok milenial), orang tua, aktivis maupun akademisi. Ya, figur itu bernama Taufik Madjid.

Dia adalah seorang birokrat yang memulai kariernya dari nol. Sudah menempati berbagai posisi strategis di pemerintahan Provinsi Maluku Utara hingga akhirnya masuk di jajaran kementerian.

 Bicara soal jejaring di pusat, putra kelahiran Makean ini tak perlu diragukan lagi. Saat ini Taufik Madjid berkarier sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Desa,  Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. Itu adalah jabatan tertinggi bagi seorang ASN.

Soal intelektual, jangan ditanya. Jenjang pendidikan doktor sudah disematkan pada nama depannya. Karier saat mahasiswa cukup cemerlang. Dia adalah sosok aktivis yang berhimpun di bawah bendera Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Taufik Madjid dipercaya menjadi Ketua Umum organisasi underbour Nahdatul Ulama itu saat menempuh pendidikan strata 1 di Manado.

Kapasitas, integrititas dan kredibilitasnya lebih dari cukup untuk memimpin Provinsi Maluku Utara. Menduduki posisi tertinggi di dunia birokrat, kemampuan alumni SMANSA  Ternate ini sudah lebih dari kata cukup untuk ukuran seorang Gubernur.

Dari sisi integritas dan kredibilitas, Taufik Madjid tak punya “dosa” yang menghakimi kariernya. Kita bisa mengompariskan berbagai keunggulan yang dimiliki, nyaris tidak ada noda yang mengotori perjalananya selama melanglang buana di dunia pemerintahan. Taufik Madjid lebih dari layak untuk memimpin daerah ini.

Perhatian pada Maluku Utara

Meski menjadi orang penting di jajaran kementerian, tidak membuat Taufik Madjid lupa daratan. Sebagian besar program Kementerian Desa diarahkan ke daerah asalnya Maluku Utara.

Konsentrasi penuh dihabiskan di Maluku Utara. Sejak menjabat sebagai Sekjen Kementerian Desa, berbagai terobosan sudah dilakukan di Maluku Utara.

Sebagai orang yang terlahir dari desa, Taufik Madjid paham betul bagaimana membangun, mengelola dan memajukan desa. Selama menjabat Sekjen Kemendes, Taufik Madjid mengonsentrasikan gagasan dan pemikirannya untuk ribuan desa di Maluku Utara.

Tugas dan pengabdiannya menyentuh langsung pada kehidupan rakyat desa. Gagasannya yang selalu didengungkan adalah “Membangun Desa Sama dengan Membangun Indonesia”. Baginya, basis pembangunan Indonesia adalah desa.

Desa dalam pandangan Taufik Madjid adalah episentrum baru pembangunan Indonesia. Pandangan ini mengantarkan kita pada satu titik pemikiran, bahwa desa bukan lagi daerah tertinggal.

Gagasan ini tentunya menggeser paradigma lama kita, bahwa orang desa selalu terbelakang. Desa sudah menjadi objek baru pembangunan bangsa. Desa bukan lagi halaman belakang Indonesia tetapi halaman depan.

Bagi Taufik Madjid, mandat yang diberikan kepada dirinya, dan kepada siapapun yang menduduki posisi strategis di pemerintahan punya kewajiban untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat desa.

Pandangan visioner Taufik Masjid tentang pembangunan (desa) tidak sekadar bunyi yang diungkapkan di panggung-panggung. Tindakan dan kebijakannya nyata bagi kemajuan desa, teristimewa desa-desa di Maluku Utara.

Sebagai Sekjen Kemendes, jejak kaki Taufik Madjid nyaris menapaki tanah di seluruh desa di Indonesia, terkhusus di Maluku Utara. Taufik Madjid tak sekadar datang menunjukkan wajah tetapi ikut membawa ole-ole buat warga desa melalui kebijakan Kementerian Desa.

Maluku Utara sendiri memiliki beberapa kabupaten yang masuk kategori daerah tertinggal. Status yang tidak enak didengar itu, saat ini disandang dua Kabupaten yakni Kabupaten Kepulauan Sulan dan Kabupaten Taliabu.

Jumlah ini sudah berkurang. Sebelumnya ada Halmahera Selatan, Halmahera Timur dan Halmahera Tengah. Sebagai anak negeri yang berkesempatan mengabdi untuk daerah,

Taufik Madjid mengarahkan sejumlah kebijakan dan program untuk mengentaskan status daerah tertinggal tersebut. Program-program strategis dan penting diarahkan pada kabupaten-kabupaten tersebut.

Hanya butuh waktu kurang dari 3 tahun, status daerah tertinggal dicabut dari kabupaten Halteng, Haltim dan Halsel. Kepulauan Sula dan Taliabu saat ini menuju pengentasan untuk menghapus status sebagai daerah tertinggal.

Di tingkat desa, tak sedikit yang mendapat perhatian dari Taufik Madjid. Normalnya, setiap desa pasti mendapat anggaran dari pemerintah yang disebut Dana Desa.

Terlepas dari Dana Desa, Taufik Madjid juga berperan penting dalam menyalurkan bantuan ke desa-desa untuk pengembangan sumber daya alam dalam rangka kesejahteraan warga desa.

Mulai dari pengembangan kawasan wisata, pengembangan BUMDesa, juga sumber daya lain yang bisa dikelola menjadi pendapatan asli desa.

Di bidang pertanian, Taufik Madjid memasukkan satu program Kementerian Desa yakni Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD).

Program ini merupakan bentuk upaya Kementerian Desa meningkatkan potensi desa di sektor pertanian, dalam rangka memberikan terobosan percepatan pembangunan ekonomi.

Program TEKAD ini hanya memprioritaskan lima provinsi di Indonesia. Dari 34 Provinsi, Maluku Utara juga masuk dalam lima provinsi yang mendapat progam TEKAD.

Kita bisa menafsirkan secara bebas, bahwa Taufik Madjid menjadi sosok yang berperan penting atas masuknya program TEKAD di Maluku Utara.

 Sebab, Malut awalnya tida masuk sebagai provinsi yang mendapat program pemberdayaan para petani desa tersebut. Selain itu, berbagai program untuk memajukan desa demi kesejahteraan warga desa dia inisiasi.

Tidak berlebihan jika mengatakan, berkat Taufik Madjid, desa-desa di Maluku Utara mendapat perhatian lebih dari sisi program, dibanding desa -desa lain di Indonesia.

Layak Pimpin Maluku Utara

Great Man Theory atau teori orang hebat menyebut, setiap individu memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin, tanpa kecuali. Meski individu dilahirkan beragam, justru keberagaman ini menjadi ciri khas yang unik dari setiap individu.

Setidaknya seseorang menjadi pemipin bagi dirinya sendiri. Menurut Great Man Theory; kepemimpinan yang hebat adalah akumulasi dari sifat bawaan sejak lahir dan dibentuk oleh lingkungan.

Bagi Great Man Theory; kita tidak dapat mengidentifikasi mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang bisa dikatakan sebagai pemimpin hebat. Tetapi harus diakui, ada satu orang di antara banyak individu dalam satu kelompok pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin hebat.

Lantas, apakah di Maluku Utara tidak ada orang hebat? Banyak. Apakah Maluku Utara krisis figure pemimpin? Tidak. Menurut hemat penulis, Maluku Utara krisis figure yang punya integritas.

Banyak pemimpin tapi hanya sedikit yang punya integritas. Nyaris kita tidak menemukan pemimpin yang konsisten antara apa yang diucapkan dengan tingkah lakunya.

Antara janji dengan kebijakannya, antra perilaku dengan kata-katanya. Memang sulit menemukan pemimpin yang diidam-idamkan. Sikapnya, tutur katanya, bahkan kebijakannya disenangi dan membuat semua orang yang dipimpin sejahtera dan bahagia.

Merujuk pada Great Man Theory, Taufik Madjid layak menjadi pemimpin Maluku Utara. Selain kepemimpinan adalah sifat bawaan sejak lahir, juga diperoleh seseorang melalui lingkungan, pengalaman maupun pendidikan.

Untuk opsi yang kedua ini, Taufik Madjid lebih dari cukup punya jam terbang. Sejak mahasiswa, Taufik Madjid sudah diuji sebagai seorang pemimpin dengan menjadi Ketua Umum PMII Cabang Manado.

Di level pemerintahan, Taufik Madjid juga sudah menduduki jabatan Kepala Dinas. Berkat kemampuannya yang mumpuni, Taufik Madjid dipercaya menduduki jabatan Sekretaris Jenderal Kementerian Desa.

Bicara soal integritas. Nah, mari kita lihat apa yang diperbuat Taufik Madjid untuk Maluku Utara saat menduduki jabatan penting di Kementerian. Kita tidak punya ruang untuk menghujatnya.

Sepanjang dia merasa mampu merealisasikan suatu program, maka dia berani berbicara dan berjanji untuk program tersebut. Setiap ucapannya selalu mempertimbangkan peluang realisasinya. Jika tidak bisa direalisasikan, Taufik Madjid akan mempertimbangkan untuk tidak mengucapkannya.

Apakah Taufik Madjid adalah sosok pemimpin yang punya integritas? Jawabannya; sepenuhnya belum. Tapi jika dikomparasikan dengan figur lain atau yang pernah memimpin Maluku Utara, bisa dibilang Taufik Majid lebih dari layak.

Buktinya, Taufik Madjid sudah berbuat untuk Maluku Utara, meski dia tidak sedang memimpin Maluku Utara. Tidak ada salahnya, kita (masyarakat) Maluku Utara memberi kesempatan pada Taufik Madjid untuk memimpin Maluku Utara dengan gayanya yang khas. (*)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini